Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis
campuran antara Bulan (komariyah) maupun Matahari (syamsiyah). Peredaran
bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan
penambahan jumlah hari (interkalasi).
Pada waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal
dengan nama peristiwa yang cukup penting di tahun tersebut. Misalnya,
tahun dimana Muhammad lahir, dikenal dengan sebutan "Tahun Gajah",
karena pada waktu itu, terjadi penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan
gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman (salah satu provinsi
Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah Ethiopia)
Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda
dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah
hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem
Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya
matahari di tempat tersebut.
Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata siklus sinodik bulan
kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan
menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya
adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan
1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1
tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan
dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari.
Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan
baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan
bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya
dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung
29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak
terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari
matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap
melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga
benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari)
Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan
(visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru
(konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah
terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika
hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan
tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan
mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari.
Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Penetapan tahun hijriyah dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar
bin Khattab. Tepatnya pada hari kamis 8 Rabi'ul Awal tahun 17 Hijriyah
ditahun keempat Umar berkuasa.
Jumlah bulan sebanyak 12 ini sesuai dengan firman Allah swt,
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas, dalam
ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi." (QS. At
Taubah: 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar